Senin, 02 November 2015

Beautiful Exchange Chapter 3



Allo!!! Bonjour para pembaca
Malam ini mau post apa ya? jeng jeng jeng jeng, yak Beautiful Exchange chapter 3
Merci buat yang tetap membaca karyaku ini, yosh gak usah lama-lama, silahkan dibaca

Chapter 3
            Matahari menyinari mataku. Silau.. . “Ah.. dimana aku?”. Setelah melihat sekeliling aku baru menyadari bahwa tadi aku jatuh pingsan dan mungkin ada yang membawaku ke ruang kesehatan. Mungkin aku harus kembali ke kelas.
            “Megu kau sudah bangun, syukurlah..”
            “Miko-chan!!, kau benar-benar mengagetkanku, ada apa?”

            “Aku diijinkan menunggu kau sampai  baikan, yosh!! Sekarang.. kau boleh pulang”. Apa lagi ini, kenapa harus disuruh pulang, apa aku terlihat sebegitu parahnya. Pikirku dalam hati. “Pulang???”, ucapku dengan wajah yang tampak kebingungan. “Mm!! Pulang, kau terlihat sangat pucat, pulang dan istirahatlah, besok kau akan membaik, tenang saja guru sudah mengizinkanmu.
            Eeehh bukan masalah itu. apa aku harus pulang. Ini pengalaman pertamaku pulang sebelum jam pelajaran berakhir. “Sudah sana, pulanglah!!”. Dan satu lagi anak yang dari tadi memaksaku untuk pulang. “Oke, aku akan pulang, tolong buatkan catatan untukku”, pesanku sebelum aku pulang. “Sip!!”, balas Miko-chan.
--oo0oo—
            Jalanan tampak ramai dengan orang yang hendak bekerja. Mama nanti akan pulang telat, mungkin aku harus ke supermarket. Di perjalanan itu pun hal yang tak pernah aku duga terjadi. Seseorang yang barusan berpapasan denganku itu..
            Tunggu.. tadi itu..., “Izumi!!!”, ucapku dengan keras untuk meyakinkan bahwa aku tak salah orang. Orang itu pun berhenti.
            “Apa?”. Suaranya.. Kata-kata dinginnya.. Dan cara bicaranya yang sudah lama tak pernah kudengar pun dapat kudengar sekarang. “Izumi, kenapa kau bisa ada disini?”, tanyaku. Alis Izumi pun naik, “Bukan urusanmu”. “Kau tak ingin pulang? Apa kau tak merasa kangen pada Mama dan aku Izumi? Kau tak menganggapku sebagai saudaramu lagi?”, ucapku lirih sambil menangis tersedu-sedu.
            Mata Izumi berkaca-kaca, hidungnya mulai memerah. Ia mungkin menahan tangisnya. Tanpa menjawab perkataanku, ia berlari menjauh dariku. Jauh.. sampai menghilang di barisan gedung dan pertokoan. Kenapa.. kenapa kau menjauh..
            Setelah itu aku mengurung niatku untuk pergi ke supermarket. Aku memilih pulang dan memikirkan apa yang terjadi sampai Izumi datang kesini. Dari jendela ruang tengah, aku bisa merasakan hembusan angin yang kuat menerpa diriku. Aku tak menutup jendela maupun mengambil sesuatu yang bisa menghangatkanku, aku tetap menatap sungai kecil yang kulihat dari jendela seakan-akan tubuhku tak dapat lagi bergerak.
Kaku.. aku terus memikirkannya sampai rasanya pikiranku berhenti bergerak.
            BRAKK.. suara tas yang terjatuh dan langkah kaki yang semakin mendekati diriku yang terus menatap sungai di luar jendela itu. “Megumi, kau bisa kedinginan, setidaknya ambillah jaket”, Mama.. ternyata itu Mama. “Megumi!!, kau dengar Mama? Apa yang terja-,” . “Ma.. Izumi-, Izumi ada di kota ini sekarang”, ucapku pelan. “Haah?? Izumi?”, ucap Mama yang sepertinya terdengar tak terlalu mengerti maksudku.
“APA MAMA TAHU KENAPA IZUMI DATANG KE SINI?”.

See you in the next chapter..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar