Sabtu, 30 Mei 2015

Pengorbanan Yang Tak Ternilai



Lima belas tahun yang lalu,di malam hari ibuku berjuang untuk melahirkanku,hanya agar aku dapat melihat indahnya dunia ini. Kakek dan ayah berusaha memberikan nama yang baik untukku, dan akhirnya mereka menamaiku “Shiina Azusa”. Sampai saat ini aku masih mencari alasan mengapa mereka memberikan nama itu padaku, namun, aku sangat berterima kasih karena mereka telah memberikan nama yang baik itu padaku.
Saat aku kecil,aku beda dengan gadis kecil lain atau teman seusiaku. Sejak dulu aku selalu menginginkan boneka seperti yang temanku tunjukkan padaku, tapi ibuku beranggapan barang itu tidak terlalu berguna bagiku. Aku terus merengek meminta ibuku membelikannya, tapi ibuku bilang agar aku tidak membuang uang untuk hal-hal yang tidak terlalu berguna.Bila datang ke rumahku, mungkin hanya akan ada beberapa boneka, dan itu pun pemberian saudara jauhku.
Seringkali kenakalanku dapat membuat ibu marah. Kadang aku membantah, memarahi, dan tidak menuruti apa perkataannya, namun ibu tidak pernah membenciku , bahkan ibu tetap mencantumkan namaku dalam setiap doanya. Ia tetap mencoba bersabar atas semua perlakuanku padanya.Saat aku beranjak remaja, aku mulai merasa bebas karena aku pikir aku bukan anak kecil seperti dulu. Kadang, perilakuku pun tidak sopan. Ibu berusaha bersabar lagi dan menasehati aku, kadang aku mendengarkannya, tetapi kadang juga tidak. Bila ibu menyuruhku membantunya, aku bukannya membantu tapi mengalihkan perintah itu kepada adikku. Ibu mencoba bersabar melihatku seperti itu. Ibu hanya berkata “kakak kan sudah besar, ayo dibantu”.
Kini aku sadar bahwa seorang ibu rela berkorban apapun demi melihat anaknya tersenyum bahagia. Nasehat dan kemarahannya terhadapku merupakan tanda kepedulian dan tanda sayangnya padaku. Dan ibu selalu berusaha agar anaknya mejadi anak-anak yang hidup pada jalan yang benar.Ibu tidak pernah meminta imbalan dari anak-anaknya. Semua kasih sayangnya dari dulu hingga sekarang bila di jumlah adalah GRATIS . Tapi kenapa anak-anaknya tidak pernah menyadari pengorbanan ibunya. Padahal pengorbanan seorang ibu tidak terbanding jumlahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar